Rabu, 25 Juni 2014

LOMBA MENULIS ARTIKEL DESA WISATA DAN BUDAYA SUMBERARUM KKN PPM UPN "VETERAN" YOGYAKARTA ANGKATAN 57

Tema: Eksplorasi Desa Wisata dan Budaya Sumberarum

Persyaratan Peserta:
  1.  Masyarakat umum
  2. Melampirkan scan Kartu Tanda Penduduk (KTP)
  3. Melampirkan biodata diri

Ketentuan Lomba:
  1. Karya tulis tidak mengandung SARA
  2. Artikel berupa tulisan feature
  3. Bentuk tulisan dengan gaya bahasa yang cair, kreatif, dan tidak dalam bentuk makalah ilmiah
  4. Panjang tulisan maksimal 3500 karakter, disajikan dalam teks Times New Romans, 1,5 spasi, dengan font 12
  5. Karya tulis orisinil, asli bukan hasil jiplakan atau terjemahan
  6. Karya tulis belum pernah/ tidak sedang diikutkan lomba penulisan lainnya dan belum pernah dipublikasikan di media apapun
  7. Penilaian meliputi: kejelasan dan kemenarikan isi tulisan dalam mendeskripsikan mengenai desa wisata Sumberarum, serta kesesuaian isi tulisan dengan tema
  8. Karya tulis dan persyaratan dikirimkan melalui email sumberarum.kknppm@gmail.com paling lambat 10 Juli 2014
  9. Karya tulis yang masuk menjadi hak milik panitia dan berhak dipublikasikan dengan menyertakan identitas penulis
  10. Keputusan panitia bersifat mutlak, tidak dapat diganggu gugat
  11. Pengumuman pemenang lomba akan diumumkan  tanggal 15 Juli 2014 melalui blog kami di desawisatasumberarum.blogspot.com
  12. Penyerahan hadiah akan dilakukan pada saat acara Gelar Budaya tanggal 25 Agustus 2014* di desa Sumberarum, Moyudan, Sleman, Yogyakarta
  13. Hadiah bagi pemenang di luar DIY, akan dikirim ke alamat yang dicantumkan.


Hadiah:

Juara pemenang : Rp 350.000 dan sertifikat pemenang



*) tanggal masih dalam konfirmasi

Minggu, 15 Juni 2014

Letak Wilayah Desa Sumber Arum

Secara adiministrasi Desa Sumberarum terletak di Kecamatan Moyudan, Kabupaten Sleman dengan batas sebelah utara yaitu Desa Sendangmulyo, batas sebelah selatan yaitu Desa Sumber Rahayu, sebelah barat dengan Kabupaten Kulon Progo, dan sebelah timur dengan Desa Sumberagung, Moyudan, Sleman. Wilayah Desa Sumberarum terdiri dari 16 padukuhan yang terdiri dari 76 RT (Rukun Tetangga) dan 35 Rw (Rukun Warga), yang dapat dikelompokkan ke dalam 4 bekas kelurahan lama. Kelurahan Lama tersebut yaitu Kelurahan Lama Puluhan, Kelurahan Lama Jitar Dukuh, Kelurahan Lama Sejati, dan Kelurahan Lama Sermo. Digunakannya istilah Kelurahan Lama karena Desa Sumberarum merupakan penggabungan dari 4 kelurahan lama tersebut.

1. SEKILAS SEJARAH:
Banyak masyarakat yang ada di desa tersebut yang masih memegang teguh tradisi & cerita legenda yang diyakini sudah dari nenek moyang mereka, karena asal muasal Desa Sumber Arum tidak terlepas dari cerita sejarah kemerdekaan Republik Indonesia. Desa ini merupakan sebagian napak tilas Pangeran Diponegoro dan Pangeran Sidolodji serta beberapa pangeran-pangeran yang lain. Jika dirunut cerita dari sisi Pangeran Diponegoro, setelah hijrah dari Selarong "Goa Selarong", Bantul , Pangeran Diponegoro bersama selir yang paling setia R.A Retna Ningsih hijrah ke barat Daerah Istimewa Yogyakarta, bersama para pasukannya yang setia, setelah mengetahui bahwa sepupunya (masyarakat sekitar menyebutnya Pangeran Pringgodigdo) wafat di Benteng Vredeburg, Yogyakarta ,setelah mendapat kabar adanya pesuruh yang dikirimkan Pangeran Pringgodigdo yang membawa sorban dan gamis beliau kepada Pangeran Diponegoro. Kemudian selang beberapa waktu Pangeran Diponegoro berpindah dari Selarong , Bantul untuk memperkuat kekuatan melawan Belanda, kemudian daripada itu Wilayah Sumber Arum dekat dengan tempat yang dahulunya digunakan Sultan Agung untuk bertapa yaitu PUNCAK SUROLOYO, Kulon Progo. 

Wilayah yang dituju Pangeran Diponegoro kelak bernama Sumber Arum, disinilah Pangeran Diponegoro juga sempat berperang, yang kemudian ada nama wilayah yang terletak di Sumber Arum dinamakan "Nanggulang", asal muasal tempat itu  karena Pangeran Diponegoro pernah berhasil mengalahkan Belanda dan memukul mundur artileri Belanda , kemudian untuk mengenang peristiwa itu warga masyarakat sekitar daerah tersebut menyebutnya Nanggulang (bahasa jawa) yang jika di terjemahkan ke Bahasa Indonesia menjadi Menanggulangi.